Weda – Meski APBD Halmahera Tengah saat itu terbatas, kepemimpinan Edi Langkara dan Abd. Rahim Odeyani berupaya merekrut sekitar 2 ribu putra putri generasi Fagogoru masuk dalam jajaran pemerintahan daerah sebagai Pegawai Tidak Tetap (PTT).
Umumnya Pegawai Tidak Tetap yang diakomodir Elang-Rahim berijazahkan SMU dan diberi gaji sekitar Rp. 1.750.000,- per orang, tertinggi dari daerah lain di Maluku Utara.
Inilah bentuk kepedulian Elang-Rahim terhadap anak-anak daerah yang masih menganggur. “Solusi untuk menekan pengangguran, yaitu tadi, anak-anak kita harus direkrut menjadi PTT. Inilah kebijakan Saya dan Pak. Imo agar anak-anak kita bisa bekerja. Toh, duit itu bukan milik kita, kan milik rakyat. Jadi kita kembalikan lagi duit itu kepada mereka,” terang Elang.
Sayangnya setelah masa jabatan Elang-Rahim berakhir, ribuan Pegawai PTT tersebut diberhentikan Penjabat Bupati Halmahera Tengah, Ikram Malan Sangadji tanpa alasan jelas.
Kebijakan IMS itu disikapi kritis politisi PDIP Halteng, Nuryadin Ahmad. Menurut mantan Anggota DPRD dan Anggota Badan Anggaran, pemberhentian ribuan PTT oleh Ikram adalah bukti ketidakpeduliannya terhadap eksistensi generasi Fagogoru. Padahal selain menekan angka pengangguran, tujuan utama Elang-Rahim merekrut anak-anak lulusan SMU yaitu menjaga keutuhan mental dan moralitas generasi dari perbuatan tercelah buntut dari tidak ada aktivitas.
“Setelah dia (Ikram red) bertugas sebagai penjabat Bupati, kebijakan pembangunan Elang-Rahim tidak dilanjutkan. Inikan lucuh. Terutama ade-ade kita yang direkrut Elang-Rahim sebagai Pegawai Tidak Tetap dengan gaji yang lumayan tinggi, diberhentikannya secara sepihak tanpa alasan jelas. Ini adalah bukti dia tidak cinta rakyat Halteng. Jadi saya minta kepada masyarakat Halteng agar jangan memilih pemimpin yang merugikan rakyat, pemimpin yang tidak peduli masa depan anak-anak kita,” ungkap Yadin seraya mengatakan Elang-Rahim adalah pemimpin yang peduli dan sukses membangun Halteng dengan semangat Fagogoru.(*)