IMS Diduga Tuduh Petinggi IWIP Terlibat Politik Praktis dan Intimidasi Karyawan

Calon Bupati Ikram Malan Sangadji (IMS) saat berkampanye

Weda – Kampanye merupakan ruang promosi atau sosialisasi program, ide dan gagasan dari Kandidat Bupati kepada khalayak umum. Hal ini juga bisa dijadikan ruang edukasi politik.

Namun berbeda dengan Ikram Malan Sangadji. Di masa kampanyenya bukan fokus pada penyampaian konsep dan program pembangunan, kandidat Bupati nomor urut 3 ini malah nampak “berceloteh” dan menuduh petinggi PT. IWIP terlibat politik praktis serta mengintimidasi karyawan.

Dalam orasi politik yang beredar di media sosial, nampak Ikram sedang berbicara di depan pendukungnya di Desa Lelilef, Kecamatan Weda Tengah. Dalam video berdurasi 1 menit 44 detik, IMS lebih menitik-beratkan eksistensi dirinya sebagai pegawai pusat.

Umumnya Calon Bupati Halteng dengan akronim IMS tersebut memaparkan keunggulan individu, ketimbang menyampaikan konsep pembangunan daerah dan kesejahteraan masyarakat jika dirinya terpilih sebagai Bupati Halmahera Tengah definitif.

“Saya bicara dengan Pak. Cavin agar petinggi-petinggi IWIP jangan intimidasi karyawan. Saya berharap, karyawan yang ada di kos-kosan keluar. Latar belakang saya ngoni sudah tahu. Saya menjadi Pj. Bupati dibicarakan di Portugal, bukan di Indonesia. Walaupun saya tara mau. Tapi semuanya adalah atas kehendak Allah,” ungkap IMS di hadapan masyarakat saat kampanye di Desa Lelief, Weda Tengah, baru-baru ini.

Dalam isi rekaman video, Ikram juga kerap menyebut-nyebut oknum petinggi PT. IWIP yang diduga mengintimidasi karyawan. Hanya saja, nama petinggi perusahaan tambang nikel yang dimaksud tidak disebutkannya.

“Saya berharap semua karyawan tidak usah takut. Yang melakukan intimidasi itu bukan dia punya. Perusahaan itu, perusahaan asing. Jangan ngoni khawatir. Saya lebih kuat dari orang itu (oknum petinggi IWIP),” ungkap Ikram.